Kekasih...
Bila nanti hariku berakhir, kuberitahu, kamu adalah satu-satunya orang yang akan memilin hati ini. Menahan jiwa dan ragaku untuk tetap tinggal bersamamu...
Semuanya, kisah yang telah kita lewati adalah bagian terindah dalam hidupku. Semuanya, akan menjadi beban di kakiku, ketika aku hendak terbang meninggalkanmu.
Raut wajahmu yang bersih, jelita dan penuh kesucian adalah magnet terbesar yang akan membawaku kembali kepadamu. Kembali, untuk menikmati wajahmu, senyummu, tawamu bahkan lirih dan tangismu, lagi, lagi dan lagi.
Dunia sudah mengingatkan kita bahwa setiap kisah pasti ada akhir, sayang...
Lupakah kita? Lupakah kau? Bahwa penguasa bumi ini, bukan kita, tapi Tuhan.
Ada banyak hal dalam hidup kita yang bekerja, berjalan, berlari dan terjadi diluar kontrol kita. Jika saat itu tiba kita hanya bisa jadi penonton, jika saat itu tiba, kita hanya bisa pasrah...
Jangan ragukan kekuatanku, sayang. Bukan setiap detik dan langkah hidup yang kulalui bersamamu adalah bukti kekuatanku? Adakah yang lebih kuat dariku? Tersenyum, selalu tersenyum, meski memanggul banyak tangis.
Tapi ada masanya, saat semua kekuatan seakan menjadi lumpuh, mati rasa, tak berdaya. ada masanya satria menjadi pecundang, ada masanya aku hanya bisa berbaring lemah tanpa kekuatan.
Ada masanya aku menjadi tak berdaya
Ada masanya aku sama sekali tak berkuasa
Tapi, jika masa itu tiba.
Jika aku hanya bisa berbaring lemah menunggu maut
Jika aku hanya bisa meneteskan air mata saat kata pisah di depan mata
Satu hal yang harus kamu tahu
Selemah apapun aku
Sepecundang apapun aku
Setidakberdaya apapun aku
Aku akan tetap mencintaimu, selamanya...
Sumber : http://mengukirsejarahcinta.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar